Nilam: Jodoh yang Dijemput
Novel Nilam: Jodoh yang Dijemput. |
NILAM Cahaya, gadis Minang yang merantau ke
ibukota Jakarta. Di usia muda, ia meraih karir yang bagus di sebuah perusahaan
periklanan. Kehidupan ibukota dan pendidikan tinggi yang dienyamnya mengubah
pandangan hidup Nilam. Termasuk soal jodoh. Baginya, karir dan kelimpahan
materi yang paling utama. Bahwa perempuan itu harus hebat dengan
kemandiriannya.
Kehidupan
Nilam di rantau membuat risau sang ibu di kampung halaman. Apalagi, di usianya
yang telah cukup menurut ukuran perempuan di kampung untuk berumah tangga, sang
anak belum juga mendapatkan jodoh. Sang ibu memendam beban sosial dan budaya di
kampung halaman.
Sang ibu
akhirnya memaksa Nilam pulang ke kampung. Sang ibu mengiming-iming Nilam dengan
pemberian warisan yang banyak. Karena iming-iming itu, Nilam akhirnya pulang.
Untuk mendapatkan warisan, ia mesti memenuhi syarat sang ibu untuk membawa
jodoh serta ke kampung halaman. Karena tergoda warisan, Nilam pun membuat
bermacam skenario untuk membawa jodoh pura-pura. Ia membayar office boy di
kantornya, hingga berpetualang dengan bekas kawan laki-lakinya di masa sekolah.
Nilam harus bergegas dengan jodohnya karena waktu yang diberikan sang ibu cuma
sebentar, selepas Lebaran Haji, hari yang dianggap paling baik untuk berjodoh,
Nilam mesti mendapatkan jodohnya.
Perjalanan
pulang dengan angkutan darat karena tak mendapatkan tiket pesawat sambil
mencari jodoh memunculkan banyak peristiwa unik. Peristiwa yang lucu, miris,
hingga mengharu-biru. Sampai akhirnya Nilam tiba di kampung halaman, ketika
Lebaran Haji sudah usai, ia mesti memperlihatkan jodohnya kepada sang ibu.
Apakah Nilam mendapatkan jodohnya, atau mendapatkan warisannya?
Novel Nilam: Jodoh yang Dijemput berbicara
tentang dilema perempuan Minang dalam kultur matrilineal. Kultur yang
menempatkan perempuan dalam posisi dilematasi. Novel ini tak hanya sebuah
cerita, namun ia menjadi deskripsi tentang wajah Minangkabau dengan segala
perubahan di dalamnya.*
Komentar
Posting Komentar